6 Langkah Mudah Menentukan Jalur Koneksi Internet untuk Masing-Masing Client dengan Mikrotik (Policy Routing)
Policy pada mikrotik memiliki fungsi mengatur client pada jaringan, apakah client tersebut akan
diarahkan ke jalur ISP 1 ataupun ISP 2 jika memang dalam topologi pada jaringan tersebut memiliki 2 buah ISP atau bahkan lebih.
Untuk lebih mempermudah pemahaman silahkan lihat pada gambar topologi di atas yang mana terdapat 2 buah ISP yakni ISP-1 dan ISP-2 skenario pada topologi di atas yaitu dimana Jika Client A ingin mengakses internet dari Mikrotik maka policy routing pada mikrotik akan mengarahkan untuk melewati jalur ISP-1 sedangkan Jika Client B ingin mengkses internet dari Mikrotik maka Policy routing pada mikrotik akan mengarahkan untuk melewati ISP-2.
Konfigurasi yang perlu di perhatikan pada penerapan topologi di atas adalah :
- Dhcp clientNAT
- ISPIP Address untuk client
- DHCP Server untuk Client
- Mangle (routing mark)
- Static routing
Baik langsung saja mulai konfigurasinya :
1. Dhcp Client
2. NAT 2 ISP
3. IP Address untuk client
4. DHCP Server untuk client
5. Mangle (Routing Mark)
Mangle bertujuan untuk menandai setiap paket yang berada pada interface tersebut akan di arahkan ke ISP mana dengan pemberian label pada Action Mark Routing
6.Static routing
Langkah terakhir adalah menentukan jalur koneksi internet atau biasa di sebut default gateway yang mana sesuai topologi di atas untuk koneksi internet memliki 2 ISP yakni ISP-1 dan ISP-2, pada konfigurasi mangle telah di buat penandaan bahwa interface ether3 memiliki label "ether3-to-ISP-1" dan interface ether4 memiliki label "ether4-to-ISP-2" label ini yang nantinya akan di gunakan untuk parameter pada proses pembuatan default route mikrotik.
Setelah melakukan ke 6 langkah konfigurasi di atas langkah terakhir adalah melakukan uji coba apakah policy router yang telah di buat berhasil berjalan sesuai skenario atau tidak, untuk melakukan uji coba pertama-tama akan di lakukan pada client A dimana ip pada client A yakni 10.10.10.254 (masuk ke ether3) dengan koneksi internet ke ISP-1 (192.168.2.1)
Selanjutnya uji coba pada client B yakni 20.20.20.254 (masuk ke ether4) dengan koneksi internet ke ISP-2 (192.168.100.1)
Seluruh konfigurasi berfungsi dan sesuai skenario.
Sumber : www.ahmadsuryadi.net